Minggu, 28 Februari 2010

ijab kabul pagi ini

''aku terima nikahnya..........", yah...putus, harus diulang nih celetuk bapak penghulu setelah mempelai pria tertahan tidak bisa melanjutkan ijab kabul pagi tadi. tampak keringat mulai mengucur dari dahi mempelai pria, selain karena ruangan yang dipenuhi oleh undangan namun tidak sebanding dengan hanya tersedia satu kipas angin, faktor lain yang mendukung tentu saja adalah kegugupan karena ini adalah kalimat yang akan mengubah statusnya, yang seketika akan memberinya amanah tanggung jawab yang luar biasa.

setelah mengambil nafas sejenak, dan ditemani dengan dukungan moril ibu yang berada di belakangnya, mempelai pria pun siap melakukannya lagi. "aku terima nikahnya dengan mas kawin yang tersebut". mantaf!!! alhamdulilah ,koor para undangan langsung dilanjutkan dengan do'a penutup dari bapak penghulu.


***

ternyata sang ibu sedikit mengusap bagian punggung dari mempelai pria setelah kalima pertama yang tertahan tadi


Sabtu, 27 Februari 2010

Agar do'a dikabulkan

Terkadang aku bertanya – Tanya kenapa ALLAH tidak juga mengabulkan semua permohonan dan do’aku padahal menurutku do’a itu telah kupanjatkan dengan sungguh-sungguh (ini dr kacamata yang berdoa sendiri). Ternyata berdo’a dengan sungguh-sungguh saja belum cukup menjadi penjamin untuk terkabulnya do’a dan permohonan kita. Ada yang namanya syarat dan penghalang terkabulnya do’a juga.


Syarat terkabulnya do’a :


1. Ikhlas, yaitu membersihkan do’a dan amal dari segala yang mencampurinya dan menjadikannya hanya untuk ALLAH semata, yangh tiada sekutu bagi-Nya, tidak ada riya’, tidak pula berbangga diri, bukan mengharap materi yang bakal sirna dan bukan pula karena berpura-pura melainkan mengharap pahala dari ALLAH, dan takut kepada adzab-Nya serta mengharap keridhaan-Nya.
“Maka sembahlah ALLAH dengan memurnikan ibadah kepada-Nya meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya.” (Ghafir.14)

2. Mengikuti Rasulullah (dalam tata cara berdo’a), telah jelas bahwa do’a itu adalah sebuah ibadah. Maka telah mahfum bahwa syarat diterimanya suatu ibadah itu ada 2. Yaitu ikhlas dan harus seuai dengan syariat yang diajarkan Rasulullah


3. Percaya dan yakin diterima ALLAH, hal ini merupakan syarat terpenting agar do’a dikabulkan oleh ALLAH. Dan bahwa ALLAH Maha Kuasa karena apabila ia berkehendak, ALLAH berkata,”Jadi,” maka jadilah ia.
“Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: “Kun (Jadilah)”, maka jadilah ia (An-Nahl:40)

“Berdo’alah kepada ALLAH, dan kamu yakin akan terkabul do’amu tersebut….”(HR. at-Tirmidzi)


4. Menghadirkan hati sewaktu berdo’a dan khusyu’, mengharapkan ganjaran pahala dari ALLAH dan takut kepada adzab-Nya.

:Berdo’alah kamu kepada ALLAH sedang kamu yakin akan terkabul do’amu tersebut, dan ketahuilah bahwa ALLAH tidak mengabulkan do’a orang yang lalai hatinya lalai dan tidak serius.”(H.R at Tirmidzi)


5. Adanya keinginan yang kuat dan kesungguhan dalam berdo’a

“Apabila berdo’a salah seorang dari akmu maka hendaklah ia memiliki keinginan yang kuat dalam berdo’a, janganlah ia berdo’a, ‘Ya ALLAH jika Engkau kehendaki berikanlah kepadaku, sesungguhnya ALLAH tidak ada yang dapat memaksanya.”(HR.al-Bukhari dan Muslim)


Pengahalang bagi terkabulnya do’a


1. Bersenang-senang dengan yang haram , berupa makan,minum, dan berpakaian.
“Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih.Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(al-Mukminun:51)

“Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari antara Rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu.”(al-Baqarah:172)


2. Tergesa-gesa dan meninggalkan do’a.

“Dikabulkan do’a bagi seseorang di antara kamu selama ia tidak tergesa-gesa, dia berkata, sesungguhnya saya telah berdo’a tapi tidak dikabulkan.”(H.R al-Bukhari dan Muslim)


3. Melakukan maksiat dan perbuatan Haram

4. Meninggalkan kewajiban yang diwajibkan oleh ALLAH

5. Berdo’a dengan do’a yang mengandung dosa atau pemutusan hubunga silaturahmi.

6. Sebagai hikmah ALLAH, ia berikan yang lebih baik dari yang diminta.

Wallahua’lam……..…ternyata masih banyak syarat terkabulnya do’a yang belum terpenuhi dan penghalang-penghalang dari terkabulnya do’a. Mudah-mudahan diri ini bisa memperbaiki diri untuk meraih terkabulnya do’a.Amin


“Kesusahan dan kesulitan yang dihadapu seorang hamba tidak selalu dapat diatasi oleh dirinya sendir. Di saat itulah dia sangat membutuhkan pertolongan ALLAH, Sang Penciptanya. Tiada sarana lain untuk mewujudkan hal itu selain dengan do’a”

istikharah panjang

Inikah bukti keegoisan seorang anak manusia.
Mengharapkan sesuatu yang tidak pasti.
Belenggu rasa sulit dienyahkan.
Hingga membuat diri terombang-ambing.

Ku terus menanti sebuah jawaban..
Kapan semuanya kan menjadi pasti.
Hingga tak ada yang kusangsikan lagi.

Ingin ku lari meninggalkan asa selama ini.
Menghapus memori luka di hati..
Namun aku masih tertahan
Dalam istikharah yang panjang.

Senin, 22 Februari 2010

kerokan cinta

pernah dikerok?atau malah belum pernah sama sekali mendengar istilah kerok?? saya juga kurangtau kata ini berasal dari bahasa mana, kata serapan atau bukan, cuma yang saya tahu aktivitas mengerok adalah aktivitas yang dilakukan dengan cara menekankan uang logam atau sejenisnya ke bagian tubuh dengan tujuan untuk mengeluarkan angin yang masuk ke dalam tubuh, biasanya akibat dari kehujanan.

bagi sebagian orang yang memang sudah terbiasa, hal ini adalah obat yang paling ampuh untuk mengeluarkan angin yang masuk ke tubuh, ibaratnya belum klop kalo masuk angin tapi tidak dikerok. entah apa efeknya, yang saya pernah denger ini juga bisa menyebabkan kecanduan dan kurang baik jika terus dilakukan. saya sendiri, termasuk orang yang kalo masuk angin, saya diamkan saja, kalo emang sudah terasa pusing baru minum obat dan kalo pusingnya berkepanjangan dan tidak ada gejala akan membaik, maka dengan berat hati saya akan minta dikerok.

and u know what??dikerok itu sangat menyakitkan :( ,kalau masih ada pilihan lain, saya akan memilih opsi yang lain, tapi ya itu tadi, pilihan terakhir ini sangat manjur untuk mengeluarkan angin yang masuk tadi, entah bagaimana sugesti yang diberikan oleh ibu saya sehingga beliau mampu menghipnotis saya untuk menurut kalau dikerok. dan ketika aktivitas kerok mengerok itu terjadi, yang terdengar hanya teriakan menuntut aktivitas itu dihentikan :D

setelah 'pertempuran' itu terjadi, hanya menyisakan bekas bekas merah di bagian leher, tangan , dan punggung.

ah...kerokan cinta dari sang ibu memang manjur. esok paginya, sudah maen bola hujan hujanan dan mencetak 1 gol plus 2 assist :)

Minggu, 14 Februari 2010

PNS vs Pengusaha (about healthy)

di sela sela joging pagi sehabis senam di kantor, teman saya sedikit mengungkapkan uneg unegnya. ''coba kau lihat bapak yang sedang lari pagi bersama keluarganya itu??, kemungkinan pekerjaannya adalah pengusaha atau yang lainnya, tapi satu hal yang pasti, bapak itu bukanlah seorang Pegawai Negeri Sipil'' (sembari menunjuk bapak bapak yang sedang lari pagi). ah, sotoy lu, emang kau kenal dengan bapak itu??''


***

obrolan singkat pagi itu ternyata berlanjut sedikit panjang. teman saya yang mengungkapkan uneg uneg tersebut hanya menjawab pertanyaan terakhir saya dengan singkat "karena bapak itu masih sempat lari pagi bersama keluarga". yang dia tekankan disini adalah masalah pilihan pekerjaan dari si bapak. dia beranggapan bahwa kalau seorang PNS itu tidak lagi memiliki waktu luang seperti itu. sedari pagi harus berangkat ke kantor dengan terburu buru demi mengejar absen (agar penghasilan tidak dipotong gara2 terlambat), berkutat dengan rutinitas yang itu itu saja setiap harinya, pergi pagi pulang sore, bekerja under pressure (rendah atau tinggi level jabatannya) sehingga di masa tuanya , kesehatan orang orang ini tidak baik lagi.


berbeda dengan pengusaha, menurut dia, pengusaha itu kerjanya tidak serutin PNS, jam kerjanya tidak sedemikian teratur PNS, pressure??meski ada tapi resikonya sudah jelas dampaknya, dan yang lebih penting, kesehatan para pengusaha di masa tuanya masih lebih baik daripada para PNS.


well, mungkin ada yang sependapat atau tidak, itu sah sah saja. teman saya tadi melihat dari sudut pandang yang dia lihat. akhir akhir ini, kantor kami sedang banyak dikunjungi oleh para pensiunan PNS. ya...rata rata umur mereka adalah di atas 50. ada yang masih sehat dan semangat, tapi banyak juga yang tidak bisa datang secara langsung dan hanya diwakili oleh anak ataupun istrinya. ketika ditanya ''bapaknya dimana??'', jawaban yang sama akan terlontar, "bapak sakit, tidak sanggup jalan lagi"


cuma berbagi obrolan singkat, sesungguhnya banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan di masa datang bukan hanya faktor "PNS" atau "pengusaha"


***

Allahumma ‘afini fi badani. Allaahuma ‘afini fi sam’i. Allahumma ‘afini fi bashari



Minggu, 07 Februari 2010

sedikit tentang nasionalisme (indonesia raya)

dulu...semasa menjalani wajib belajar 12 tahunkita selalu mengadakan upacara bendera di tiap seninnya. bergiliran setiap kelas akan melaksanakan tugas negara itu, baik menjadi petugas ataupun peserta upacara. untuk hal yang satu ini, saya pernah beberapa kali menjadi petugas meski hanya penjemput pemimpin upacara atau pembawa teks pancasila :D

sedikit berbicara tentang nasionalisme dalam upacara bendera tersebut adalah ketika mendengarkan kumandang lagu Indonesia Raya. selama 12 tahun berada di bangku sekolah, saya pribadi belum pernah merinding ketika lagu Indonesia Raya dinyanyikan dalam upacara bendera tersebut, pun tatkala menyaksikan upacara kenegaraan setiap tahunnya di istana negara.

hal yang sangat berbeda dirasakan ketika saya menyaksikan pertandingan olahraga yang sebelum dimulai terlebih dahulu meminta para hadirin untuk berdiri dan menyanyikan lagu Indonesia Raya tersebut. saat menyaksikan pertandingan final IBL tahun lalu di britama arena antara Aspac Vs Satria Muda atau ketika berada di Gor Sriwijaya Palembang saat pembukaan basket Honda DBL SMA dan terlebih lagi ketika menyaksikan Timnas Indonesia melakukan laga internasional di Gelora Bung Karno, Jakarta. selalu sama yang dirasakan, merinding!!

tidak perlu suara yang merdu, tidak usah memperhatikan not atau nada nada lagunya, pitch control atau berapa ketukannya, itu semua tidak penting. yang perlu kita lakukan hanya berdiri bergabung bersama puluhan, ratusan bahkan ribuan orang Indonesia lainnya dan mengeluarkan suara sekeras kerasnya, menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan memandang bendera merah putih itu dengan penuh kebanggan, dan yakinlah....apa yang akan kalian rasakan : merinding!


***

untuk satria muda yang hari ini berjuang di singapore dalam game penentuan semifinal ketiga ABL, maju terus!! kalahkan silingers . IN-DO-NE-SIA!!


Indonesia Raya

Sabtu, 06 Februari 2010

investasi masa depan (sikap terhadap orangtua)

bismillah....

*narik napas dalam dalam* (mencoba mengalirkan energi positif yang telah lama mengendap melalui tuts keyboard)


***

saya pernah diberitahu oleh seorang teman, "kalau memang belum ada yang bisa ditulis, jangan menulis dulu tapi juga jangan terlalu lama gak nulis, soalnya kalo ga nulis otaknya bisa mandeg". dan memang sedikit terasa sekarang, terlalu lama tidak mengeluarkan 'racauan' gak penting bin gak jelas di blog membuat hal itu sulit sekali untuk dimulai lagi sekarang. padahal dulu juga sempat berazzam minimal 3 hari kudu update, tapi kadang kondisi yang kurang memungkinkan (mudah-mudahan ini bukan sekedar mencari pembernaran semata). okelah kalau begitu *dengan logat ngapak*, kita tinggalkan saja yang sudah berlalu, sekarang mari kita membuka lembaran baru :D 


saya mau sedikit cerita mengenai notes saya terakhir kemaren, sebenarnya emang mau diceritain di blog, berhubung waktu tidur saya yang lebih banyak walhasil belum sempat ditulis (karena kalo penulis itu kerjanya emang nulis, kalo saya waktu tidurnya lebih banyak daripada nulis a.k.a penidur)


"karena kelak kalian juga akan seperti mereka, maka berlaku pantas dan hormatlah pada mereka sekarang karena cuma itu investasi kalian di masa datang''


(katanya) siklus singkat mengenai kehidupan manusia adalah, anak anak - dewasa - tua - anak anak. ketika seorang telah mengalami masa tua, mereka kemudian akan kembali mengalami fase awal dari kehidupan yaitu kembali menjadi anak-anak. dulu, saya juga pernah mengamati tingkah laku seorang nenek yang sudah berumur. ketika ia sudah berada dalam masa tua, tingkah lakunya kembali seperti masa kanak kanak, ketika anak anak merengek untuk dibelikan sesuatu yang kalau tidak dikabulkan akan ngambek, atau ketika anak anak yang ingin selalu dimanja dan dinomorsatukan atau hal-hal lain yang umumnya dialami dalam fase anak anak.


nah, ceritanya di kantor akhir akhir ini sedang ramai ramainya kunjungan orangtua. beragam karakter dan sifat yang dihadapi. ada yang temperamen ada yang sabar, ada yang pendiam ada yang teriak marah marah, ada yang santai banyak pula yang ramah. tapi karakter yang dominan muncul adalah ingin dinomorsatukan, hehehe. beliau beliau memang sulit untuk berkompromi diajak untuk mengantri, hehehe, maafkan saya bapak ibu, memang begitu aturannya :) 


ya, se-bagaiamana-pun kita diperlakukan oleh orangtua, seharusnya kita memaklumkan kondisi itu. ada seorang bapak bapak yang membisiki saya di sela sela melayani beliau,


"maklumkan saja sikap kami, karena kami sudah tua, cepat emosi dan mudah marah, laen dengan kalian yang masih muda...tapi tetap berlaku pantas dan hormatlah karena cuma itu investasi kalian di masa datang ketika berada dalam kondisi yang sama"

*jleb*


***


maafkan saya bapak ibu kalo ada sikap yang kurang berkenan 



Selasa, 02 Februari 2010

bunga tidur

seorang perempuan sedang duduk sendirian sambil menangis menatap birunya langit di atap lantai 16 sebuah gedung. aktivitas terakhir yang dia lakukan adalah menekan tombol 'send' yang ada di handphonenya.

detik itu juga sms yang dia kirimkan berubah menjadi kode-kode numerik melontar ke langit menuju satelit yang bernama BTS bergabung dengan jutaan sms-sms lain yang memiliki kepentingan yang sama, diolah dan dilontarkan kembali ke bumi untuk dikirimkan ke nomor tujuan masing-masing dari mereka.

handphone lelaki itu bergetar penanda sms masuk. di LCD hanya ada tampilan tanda titik dua (:) , itu saja. seketika itu juga dia melompat dari tempat duduknya, berlari menuju tangga, menaiki bahkan melompati anak tangga itu. terus ke atas, menuju puncak tertinggi dari gedung itu. tidak ada isyarat yang menyatakan kalau yang ia cari berada disana, hanya naluri dan instingnyalah yang mengatakan kalau perempuan itu berada disana.

di ujung lelah, ketika telah bermandikan keringat, kaki tak sanggup lagi melangkah, lelaki itu sampai di ujung anak tangga terakhir, ia sekarang berada di lantai 16 gedung itu. insting dan nalurinya memang tidak salah, perempuan itu ada disana, duduk menatap langit sambil menangis....


***