Kamis, 31 Desember 2009

1st in 2010

new day in new year...

***

tidak ada yang spesial malam tadi, berlalu seperti malam malam biasanya, cuma menonton film hingga larut malam (karena memang filmnya bagus). dan setelah mata mulai tidak bisa berkompromi maka beranjak ke peraduan adalah pilihan terbaik. tapi baru sebentar saja mau memejamkan mata ternyata bunyi bunyian terompet diselingi dengan dentuman  bercahaya warna warni membuyarkan perjalanan ke pulau kapuk.


melangkah ke luar rumah, ternyata langit langit dipenuhi dengan warna warni kembang api, sebelah kanan kiri rumah bocah bocah meniup terompet dengan semangatnya. di lapangan ada asap bekas bakar bakaran makanan.fiuh..ternyata rame yak...15 menit berlalu masuk lagi ke rumah langsung blek di kasur.


ah..niat mau bangun setengah tiga melihat gerhana bulan setengah gagal sudah.bangun sudah terang benderang dan tidak ada ayam berkokok.

Sabtu, 26 Desember 2009

Kaleidoskop dan Resolusi

penghujung tahun hitungan Masehi...


sebagian besar orang mulai menyusun kaleidoskop selama tahun ini dan membuat resolusi untuk tahun depan, mungkin teman teman yang lain juga melakukan hal yang sama?? mengingat ulang apa saja yang telah terjadi selama tahun ini, apakah target target yang disusun di penghujung 2008 terlaksana atau malah target target itu menguap tidak berbekas, apakah banyak hal-hal yang melenceng dari target??


lalu mulai mencatat di kertas kertas atau catatan  pribadi untuk harapan di 2010. ada yang menulis berharap untuk bisa lulus dari perkuliahan tahun ini, ada juga yang berharap bisa diterima kerja, lalu yang banyak dicatat orang untuk harapan di tahun depan adalah berharap segera bisa mengubah status mereka dari single menjadi ganda campuran.


sah-sah saja semuanya dilakukan, hal ini (mungkin) merupakan sebagian cara mereka untuk menjalani kehidupan dengan membuat peta peta target agar mereka tidak tersesat dari tujuan yang ingin mereka capai. tahun kemarin saya menuliskannya di sebuah whiteboard kecil yang tergantung di kamar kosan. saya tuliskan dengan spidol hitam tagline TARGET 2009 dari poin 1 dan seterusnya, dan disebelahnya ada tagline CAPAIAN 2009. 


dan untuk resolusi tahun depan, saya tidak menuliskannya di whiteboard seperti kemaren. entah bingung belumtau target tahun depan atau malah tidak punya hal yang ingin dicapai di tahun depan.


silahkan berbagi resolusi 



***

setelah membaca resolusi teman


gambar dari http://www.mentalhelp.net/images/root/hope_id20790441_jpg.jpg

Kamis, 24 Desember 2009

tahap penerimaan realitas

4 tahapan dalam penerimaan realitas

(katanya) yang dialami ketika menghadapi kenyataan yang tidak seindah harapan....


1. marah , jelas kali ya..suatu kenyataan yang ternyata jauh dari harapan akan menimbulkan rasa marah, 


2. penolakan, mungkin bukan saja dengan ucapan, lebih serius lagi dengan aksi fisik


3. setelah penolakan yang dilakukuan merasa sia-sia, maka akan muncul reaksi pemberontakan.


4. dan terakhir, ketika pemberontakan sekuat tenaga yang dilakukan itu merasa sia-sia alias tidak ada gunanya dan sudah bingung atau malah takut untuk melakukan apa lagi maka akan muncul kata 'ya..sudahlah"....menerima realitas sesungguhnya yang ada di depan mata. bahwa kenyataan itu tak seindah yang diharap dan dibayangkan


the gogons -tere liye

Senin, 21 Desember 2009

Tribute to ibu

september 2004...


nama pemuda itu tercantum dalam lembaran-lembaran kertas yang ditempel di tembok-tembok bangunan tua itu. DAFTAR NAMA-NAMA YANG LULUS UJIAN SARINGAN MASUK. alhamdulilah, seketika itu juga dia berucap menghampiri kakaknya yang baru saja memarkir motor mereka di sudut bangunan tua itu. "D1 atau D3?, Jakarta atau Palembang pendidikannya?'', tanya kakaknya. dia pun tersenyum dan buru-buru balik lagi melihat daftar nama tersebut. dikarenakan terlalu bahagia sampai tidak melihat lagi lulus di jurusan apa dan dimana tempat pendidikannya. sore itu juga sehabis melihat pengumuman, ipung langsung pulang ke rumah sendirian


bukan hal yang surprise ketika ia disambut dengan senyuman merekah mamak di rumah. kakaknya sudah lebih dulu menelfon memberitahu keluarganya di rumah begitu tahu ipung lulus. Tidak ada yang lebih hebat dibanding melihat kebanggaan di wajah orangtua melihat anaknya lulus,  ucapan selamat dari orangtua serta saudaranya membuat hati ipung berbunga bunga. Hari itu juga ipung memantapkan hati untuk merantau kuliah di ibukota.

 

 

September 2005…

 

Setahun lebih merantau (meski gak sendirian alias sekamar dan serumah sama kakaknya) kuliah di ibukota telah dilalui. Banyak cerita yang dibuat di ibukota, mudik lebaran atau libur ujian semester adalah obat penghilang kangen yang mujarab terhadap mamak dan bapak. Tidak terasa 1 tahun dilalui dengan berbagai cerita, tawa bahagia, tangis sedih dan berbagai dinamika perasaan lainnya..finally…….penghujung September…Wisuda.

 

Teman, kebahagiaan yang tidak ternilai bagi seorang anak adalah ketika menyaksikan wajah kebanggaan dan bahagia di wajah orangtua melihat kedua anaknya (ipung dan kakaknya) wisuda. Senyum dan tangis haru bapak dan mamak , meski itu semua tidak bisa disaksikan langsung oleh ipung dan kakaknya. Ya…setelah rencana yang disusun sedemikian detail jauh jauh hari oleh manusia untuk berangkat ke ibukota menyaksikan kedua anak laki-lakinya wisuda , ALLAH menentukan lain. Seminggu terakhir bapak ipung sakit, meski tetap menguatkan dan bertekad berangkat menyaksikan wisuda meski harus dengan kursi roda, kondisi bapak tetap tidak memungkinkan berangkat. Dan mamak????ah…urusan ini memang sederhana bagi mamak, bapak tidak berangkat maka mamak pun tidak berangkat, dari dulu mamak memang selalu setia sama bapak, mamak memilih tidak ikut mendampingi wisuda kedua anak laki-lakinya yang bandel dan mendampingi bapak yang terbaring sakit di rumah.

 

Pagi itu di Jakarta Hall Convention Centre menjadi saksi didikan bapak dan mamak. Ipung dan kakaknya diwisuda sebagai lulusan salah satu sekolah tinggi di Jakarta. Meski tidak didampingi oleh bapak dan mamak, mereka tetap menjalani prosesi wisuda pagi itu, dan, ipung ingat sekali ketika Kepala Balai memberikan sambutan di ceremony itu, ia menangis haru. “ para wisudawan / i, kalian tahu karena siapa kalian bisa berada dalam gedung ini sekarang, kalian tahu karena siapa kalian bisa diwisuda sekarang,??? Coba lihat ke ruang atas…disanalah orang-orang yang menyebabkan kalian bisa seperti sekarang, mereka adalah orang-orang yang senantiasa mengguncang arsy dengan do’a do’a sepanjang malam agar kalian bisa berhasil, mereka adalah orang-orang yang menjadi perantara lewat sujud sujud malam mereka untuk kesuksesan kalian, mereka adalah orangtua yang sangat menyayangi kalian, maka sudah sepantasnya kalian memberi penghormatan kepada mereka, saya minta kalian berdiri dan bertepuktangan untuk mereka. Seketika itu juga ipung dan kakaknya beserta ratusan wisudawan / i berdiri dan menatap orangtua mereka di atas, bertepuk tangan sambil menangis haru. Para orangtua di ruang atas melambaikan tangan dan menangis bahagia. Ipung pun berdiri dan menangis haru, menatap ruang atas undangan, meski disana tidak ada wajah bapak dan mamak secara fisik, tapi ipung melihat mereka secara batin. Ah….teman, kebahagiaan orangtua adalah melihat anak-anaknya berhasil.

 

 

Januari 2006

 

Jam 10 malam, hp berdering. Di kamar 2x 3 itu, ipung dan kakaknya terbangun.hp kakak yang bunyi, ‘halo…bla bla bla..hanya sayup sayup terdengar pembicaraan kakak di telefon, ipung masih setengah sadar. Setelah pembicaraan selesai, kakak pun membangunkan ipung, “pung, tadi mamang dari kampung nelfon , bapak barusan menghembuskan nafas terakhir, meninggal dunia’’, seketika itu juga ipung terdiam beberapa saat menatap kosong ke arah kakaknya, meneteskan air mata dan berucap lirih, innalillahi wa inna ilaihi raji’un …setelah itu kembali terdiam, ingatan ipung kembali ke satu minggu sebelumnya.di saat ia dan kakaknya pulang ke kampung. Ipung masih sempat menggendong bapak ke mobil, mengajak bapak berjama’ah di masjid dan berfoto sekeluarga dengan pakaian wisuda. Ipung masih terbayang betul gurat gurat wajah lelah tua bapak, badan yang mengurus semenjak divonis kanker paru paru, air mata haru ketika melepas kepergian ipung seminggu yang lalu kembali ke ibukota

 

‘’ayo pung siap-siap, kita pulang kampung penerbangan pertama pagi ini’’, suara parau kakak membuyarkan lamunan ipung.

 

 

Pertengahan Juni 2006

 

Setengah tahun berjalan, kenangan itu masih tampak jelas. Kepulangan mendadak untuk melihat wajah almarhum bapak untuk terakhir kalinya,mencium kening dan pipinya  …...allahuma figrh lahu war hamhu…(masih terbayang jelas dalam lamunan)

 

Malam itu setelah makan malam di kosan, sebuah short message service (sms) masuk. Pung, dirimu penempatan di Jawa Barat. Alhamdulilah, satu penantian panjang itupun berakhir. Kabar penempatan merupakan kabar yang sangat ditunggu teman-teman seangkatan, setelah magang hampir setahun, hal inilah yang paling ditunggu. Dan setelah ditunggu menumbuhkan berbagai reaksi berbagai ekspresi. Tawa, sedih, senang, muram termasuk apa yang dialami oleh batin ipung. Pulau jawa???hm…..

 

Selang beberapa hari kemudian, ipung pulang kampung. Pulang untuk mengabarkan penempatan kerjanya dan sekaligus berpamitan untuk memulai dunia baru, dunia kerja. Malam itu di rumah, ipung tidak bisa tidur, memejamkan mata hanya menambah kuatnya mata untuk tidak terpejam sedikitpun. Pikirannya bercabang kemana mana dan berujung pada satu kata ‘haruskah’?. Ya, haruskah ipung mengambil kesempatannya saat ini, jujur saja…sepeninggal bapak hanya mamak sekarang yang menjadi alasan ipung berbuat sesuatu. Dan dengan kondisi mamak yang sendirian di kampung, ipung sempat berpikir untuk tidak melanjutkan untuk mengambil pekerjaan ini. Berpikir ada baiknya melepaskan kesempatan ini dan kuliah lagi atau mencari pekerjaan baru asal tetap berdomisili di kampung.

 

Malam itu, ipung tertidur dengan perasaan gundah tanpa menemukan satu kesimpulan pun untuk diambilnya. Menjelang keberangkatan wajib lapor ke kantor baru, ipung baru mengutarakan niat itu ke mamak. “mak, apa ipung sebaiknya tidak usah ambil saja pekerjaan ini ya, biar ipung disini kuliah lagi dan mencari pekerjaan disini saja, jadi bisa sambil nemenin mamak,  ipung rela kalau harus melepaskan kesempatan ini. Senyum pun mengembang di wajah mamak, ah…untuk hal yang satu ini ipung rela melakukan apa saja demi mamak, “tenang saja, mamak tidak akan sendirian dan kesepian disini, pergilah ke jawa sana, ambil kesempatan ini, mamak akan baik-baik saja disini, mamak akan selalu mendo’akan yang terbaik untuk kau disana. Banyak orang yang menginginkan kesempatan besar ini, jangan kau sia siakan

 

Hembusan nafas mengeluarkan embun pagi itu, kaca mobil yang basah oleh gerimis pagi itu mengaburkan pemandangan di luar. Pagi yang sendu, sesendu suasana hati ipung saat itu. Pagi ini ipung berangkat ke jawa untuk penempatan kerja pertamanya. Tidak ada yang berubah dari ekspresi mamak, Senyum itu masih tetap sama seperti waktu mengantar pelepasan sebelumnya. Waktu berpisah (untuk sementara) pun tiba..ipung mencium tangan mamak berpamitan…tatkala mamak memeluk ipung, mamak samar samar membisikan sesuatu , “hati-hati disana, jangan lupa shalat dan berdo’a”, hanya itu yang terdengar di telinga ipung. Pagi itu satu babak baru dilalui ipung, resmi menjadi perantau di tanah jawa. Ah…mamak, begitu tegarnya engkau di depan anak laki-lakimu yang cengeng ini L

 

Ah..teman, pernyataan bahwa sesuatu itu baru terasa sangat berharga ketika kau telah kehilangannya memang benar adanya. Sesuatu itu kini hilang di mata ipung. Rasa kebersamaan dan kehangatan di tengah-tengah keluarga itu kini menguap untuk sementara waktu.

 

 ***

Ibu

Peluh yang mengalir deras dari tubuhmu

Ibarat garam yang memberi rasa pada hidupku

 

November 2009

 

Gurat gurat wajah lelah perempuan itu jelas terlihat, mengarungi kerasnya hidup setengah abad, berjuang membesarkan keempat putra putrinya sendirian semenjak ditinggal suami. Rambutnya telah memutih, keriput di wajah dan tangan bermunculan, tubuh yang semakin kecil dan mengurus….ah mamak…menangis hati ini melihatmu tertidur pulas di sampingku malam ini. Setelah semua yang terjadi, ipung akhirnya tahu apa yang menyebabkan semua urusannya di tanah rantau berjalan lancar dan penuh kemudahan.

 

Sebulan terakhir ini ipung berada di rumah..ternyata mamak memenuhi malam-malamnya dengan bersujud mendo’akan keempat buah hatinya, mengisi waktu dhuha dengan berdzikir untuk keberhasilan anak-anaknya dan tanpa diminta akan mendo’akan yang terbaik bagi putra putrinya,

 

 

‘’karena jika kau tahu sedikit saja apa yang telah ia lakukan demi kau dan saudaramu, maka itu sejatinya bahkan belum sepersepuluh dari pengorbanan, rasa cinta serta rasa sayangnya kepada kalian’’ (burlian-tere liye)

 

mak, ingatkah engkau? Malam-malammu dulu telah terampas dengan tangisanku. Tidurmu tak lagi nyenyak karena kelakuanku. Nafasmu tak lagi tenang karena memikirkan masa depanku. Entah sudah berapa juta galon air mata yang kau tumpahkan untuk mengorbankan dirimu demi anakmu yang tak tahu diri ini.

 

Mak, orang-orang sekarang melihat anak-anakmu berhasil semata mata karena mereka termasuk anak-anak yang cerdas….tapi,  mereka sesungguhnya tidak tahu kalau guru yang menjadikan mereka seperti sekarang hanyalah seorang mamak yang sekolah dasar pun tidak selesai, mamak adalah alasan kami berbuat lebih dalam segala hal

 

Mak, ketika sekarang mamak sering mengucapkan terima kasih kepada kami (anak anakmu) ketika kami mencoba mencari senyum bahagia dengan memberikan sedikit rezeki dari pekerjaan kami kepada mamak…sungguh kami tidaklah pantas menerima ucapan agung itu darimu. Lagipula, apa yang sudah kami lakukan buatmu, mak??itu semua tidak akan pernah membalas segala apa yang telah mamak lakukan untuk kami Biarkan anakmu ini saja yang merangkaikan sajak-sajak indah untuk mengungkapkan terima-kasihnya kepadamu. Biarkan lisanku saja yang menyenandungkan puji-pujian atas segala pemberianmu yang tiada pernah terbalaskan dengan apapun juga di dunia ini.

 

mak, duduklah dengan tenang di kursimu. Nikmati saja hari-harimu, isilah ia dengan ketaatan kepada Allah di hari tuamu. Biarkan tubuhku yang hina ini kau jadikan tempat untuk berpijak atau merebah di kala kau merasa lelah. Biarkan telinga yang pekak ini kau jadikan tempat sampah bagi muntahan gundah hati dan jiwamu. Tak usahlah kau mengeluarkan kata terima kasih dari lisanmu yang suci itu kepadaku, mak. Tak perlu. Seperti yang kubilang, aku takkan pernah berhak mendapatkan itu darimu. Takkan pernah.

 

 

Sejuta maaf dan cinta dari anak anakmu mak,

 

Semoga mamak selalu dalam lindunganNya dan diberi kesehatan

 

Teruntuk almarhum bapak,

 

Dalam kenangan, semoga ALLAH mengampuni dosa, menerima amal ibadah dam melapangkan kuburmu, amin

 

 

 

Tribute to ibu dan anda yang (kelak) akan menjadi seorang ibu

Senin, 14 Desember 2009

belajar sportivitas dari olahraga (basket dan bola)

saya suka sekali dengan yang namanya menyepak (baru sebatas menyepak bola sepak dan bola futsal doank, belum sampe menyepak yang laen :p). untuk urusan yang satu ini, bisa mengalahkan logika berpikir segalanya. dulu pernah nekat kabur dari sekolah untuk bisa maen bola di Final walikota cup, walhasil besok dipanggil guru pembimbing, hehe. tapi terbayar tuntas dengan gelar juara yang diraih. 

 

selain memainkan keduanya, saya juga suka sekali menonton pertandingan sepakbola, apalagi kalo tim yang bermain adalah tim favorit saya (kalo di Seri A Italia, suka sama Juventus, tapi sekarang bingung masih mau didukung ato gak, kalo lokal Indonesia saya fans Sriwijaya FC secara saya wong kito galo gitu lo :D). dalam urusan sepakbola saya bisa dikatakan ‘bisa’ bermain dengan baik.

 

saya tidak pandai bermain basket tapi saya senang menonton pertandingan basket khususnya pertandingan IBL (Indonesia Basketball League). Tim favorit saya adalah ASPAC Jakarta, meski Palembang ada MUBA Hangtuah :p, kalo dari pemainnya hampir semua pemain IBL saya suka.


Keduanya (sepakbola dan basket) adalah cabang olahraga, keduanya merupakan permainan yang digandrungi banyak orang, keduanya olahraga yang sangat menjunjung sportivitas, tapi…. Ternyata basket lebih unggul selangkah dibanding sepakbola, saya bilang begini karena ulah para supporter ato penggemar sendiri di sepakbola yang cenderung kasar, mau menang sendiri dan sangat rasialis termasuk kepada tim dukungan sendiri…ini yang saya tidak suka dari menonton pertandingan sepakbola secara langsung. Belum lagi kelakuan kampung yang sering terjadi di lapangan, protes berlebihan dengan pengadil lapangan sampai dengan adu jotos yang sangat memalukan…berbeda jauh dengan yang terjadi di lapangan basket. Kalau mau belajar bersikap sportif, sering seringla nonton basket :D



Saya suka sekali bermain sepakbola dan futsal dan saya suka sekali menonton pertandingan basket

 

 

Kamis, 10 Desember 2009

berbagi kisah dan harapan

''kita dihadapkan pada suatu era dimana perubahan merupakan suatu keniscayaan. sebenarnya setiap hari kita menyaksikan perubahan tersebut, tetapi tidak menyadarinya. mendengar dan menyaksikannya tapi tidak paham implikasinya'' (sri mulyani indrawati )


quote di atas terpampang jelas di cover buku berbagi kisah dan harapan ''perjalanan modernisasi Direktorat Jenderal Pajak". saya kurang tahu apakah buku ini hanyak diperuntukan bagi kalangan internal DJP saja atau boleh beredar bebas di pasaran. membaca (baru sebagian) buku ini mengingatkan dengan buku yang berjudul 'bukan di negeri dongeng' mbak Helvy Tiana Rosa. berkisahkan tentang kisah nyata serta harapan teman-teman dalam menghadapi arus modernisasi. pesimis optimis, skeptis fanatis, apatis ataupun reformis. semua perasaan itu tertuang jelas dari kisah yanga ada di buku ini. jadi inget perjalanan menumpang kapal modernisasi ini dari 2005 hingga agustus 2007 ketika kapal modernisasi itu merapat ke kantorku dulu. bersyukur bisa berada dalam kondisi yang sekarang^^, alhamdulilah


ndakbisa nulis banyak tentang review buku ini :)



Sabtu, 05 Desember 2009

kondangan dulu biar kondang-in

Catatan satu tahun perjalanan

Catatan satu tahun perjalanan

 

***

Betapa cepat waktu berlalu, 9 desember 2008 ..sekarang ketemu 9 desember 2009. setahun kemaren baru belajar nge-blog dengan memanfaatkan jejaring social Multiply. Setahun kemaren masih bingung mau menulis apa (sampe sekarang juga masih sering bingung :p ). Setahun kemaren….ah ternyata sudah berjalan setahun disini. Makin tua ternyata.

 

Disini, catatan perjalanan setahun ini berjalan seperti pelangi (penuh dengan warna warni), berjalan dengan berbagai rekam jejak perjalanan di berbagai tempat (koleksi foto), berjalan dengan lesatan waktu yang sangat cepat dan berjalan dengan berjalan dengan berbagai kisah (gayamu dul, hehe).

 

9 desember 2008 pertama kali membuat blog ini, kalau ditanya tujuan utama dulu membuat akun MP ini, ehm…*thinking* (sejujurnya saya lupa tujuan utamanya, hehehe), tapi saya hanya ingin belajar menulis, jujur saya termasuk orang yang (lebih) bisa berekspresi dengan tulisan ketimbang berinteraksi langsung. Membaca tulisan teman-teman di blog pribadi ataupun jurnal harian  penulis penulis lainnya membuat semangat belajar itu mengalahkan pertimbangan pertimbangan lainnya, walhasil jadilah blog MP satu ini.

 

Catatan perjalanan setahun disini menambah banyak teman teman baru saya, ya..meski hanya di dunia maya tapi bagi saya pribadi semua itu tampak nyata.mungkin ada yang berpendapat untuk tetap menjadikan yang maya itu maya dan tidak ingin membawanya ke dunia nyata, tapi sekali lagi pendapat pribadi saya , semua itu terasa nyata meski wajah belum pernah bertatap (pernah mau kop-dar sama beberapa orang tapi gagal :p )

 

Terima kasih buat teman-teman yang sudah sudi mampir dan memberi feedback apapun disini, ada yang setuju ada yang tidak, ada yang suka ada yang tidak, ada yang serius ada juga yang OOT, justru itu semua yang membuat semangat untuk berbagi itu tetap ada, maaf juga kalau saya belum bisa menjadi kontak yang baik (meminjam istilah teman), maaf kalau ada tulisan yang belum sempat dibaca, tugas pe er yang lupa dikerjakan atau sekedar say hello di guestbook anda sekalian :D

 

Terima kasih atas warna warni yang anda goreskan disini.

Selasa, 01 Desember 2009

seberapa mirip dengan saudara kandung?

 A : eh....F, G, H kenalin ni ini P, adeknya B yang baru pindah ke kantor kita

 F : adeknya B yang di kantor seberang??

 G : adek kandung???

 H : ah...bukan, gak mungkin. ko' gak ada mirip miripnya si???

 P yang lugu : *cengar cengir*, iya mas, saya adek kandungnya B 


***


laen tempat dan waktu 


R : eh P, lu beneran adeknya kak B ya???ko' gak ada mirip miripnya ya?

P yang culun : hehehe, iya.gw adek kandungnya ko', dan lu orang ke-sekian yang bilang kalo gw gak mirip sama kk gw

R : haha, iya...kakak lu lebih ganteng :p.....

P yang lucu : asem...

R : tapi kalo dibanding sama dia, lu lebih keliatan dewasa P

P : *senyum senyum gakjelas*


***


seberapa mirip kah kita dengan saudara kandung??kalo saya pribadi, secara fisik...ya seperti di atas...kalo kami sedang jalan berdua, tidak ada yang mengira kalau kami itu kembar!!eh..maksudnya saudara kandung :D. kalau dilihat dari segi sifat???hm.....secara garis besar itu juga bertolak belakang. jadi yang mirip apa??? mungkin saya dan kakak saya memiliki satu kesamaan : sama-sama keras kepala


di sebelah, playlistnya full dangdut..tanpa sadar badan bergoyang mulut bernyanyi :p