Jumat, 27 Agustus 2010

ramadhan

ramadhan setahun lalu

***

ketika harapan itu sudah sangat diinginkan namun titik terang itu belum muncul juga, maka yang bisa dilakukan hanyalah berserah pasrah, semua usaha telah maksimal dilakukan maka sekarang waktunya memohon pada Yang Maha Memberi.


***

ada sebuah kisah tentang seorang teman, ipung namanya.

Senin, 16 Agustus 2010

(waktu) fajar

''aku ingin memilki seorang (calon) suami yang setidaknya hafal juz 30'', perempuan itu berujar. ''kalo boleh tau alasannya apa?'', lelaki di ujung seberang itu membalas pernyataan perempuan itu lewat jari yang menari di keyboard laptopnya.

''aku ingin sekali memilki anak anak yang nantinya bisa menjadi penghafal qur'an, untuk itu aku ingin kalo abinya lebih dahulu hafal qur'an agar itu bisa menjadi motivasi buat anak anaknya kelak'', tertampil jawaban dari perempuan itu di chatboxnya

''kamu sendiri gimana bud, hafalan juz 30 mu masih kurang berapa surat?

....

''bud, r u there?,

buzz

sejenak kemudian, budi tersadar..ternyata pernyataan dan pertanyaan dari siti telah membuatnya melamun jauh...jauh sekali.

ah, sudah berapa lama aku tidak menghafal ayat ayat-Nya, kapan terakhir muraja'ah, ternyata banyak sekali hafalanku yang menguap dan berhenti disitu situ saja.

budi lalu membuka mushaf kecilnya, melihat index juz 30.

"ah,,ternyata masih banyak ti juz 30 yang masih belum kuhafal, terlalu banyak malah", budi mereply pertanyaan siti

 
***

wal fajri.

wa layalin asri

washaf i wal wasri



Kamis, 05 Agustus 2010

laki laki itu menangis

‘’Laki laki itu boleh menangis kan mak?’’ suatu malam ipung bertanya kepada mamaknya. ‘’tergantung pung, kamu menangisnya karena apa?’’, mamak menjawab tanpa menghentikan aktivitas mengiris bawang merahnya.


‘’Menangis karena perempuan mak’’ ..ipung mulai bercerita


dulu aku pernah kenal sama seorang perempuan. orangnya baik, pintar, insyaAlloh shalehah mak. awal perkenalan di SMA itu menimbulkan rasa suka kepadanya. entah bagaimana dengan perasaannya, aku tak pernah menanyakan sama sekali bagaimana perasaannya kepadaku saat itu. aku pun tak pernah berani mengungkapkan rasa sukaku padanya waktu itu, hingga jarakpun akhirnya memisahkan. selat sunda menjadi pemisah antara aku dan dia.

dan akhirnya takdir Alloh yang menjawab, dia telah dipinang oleh seorang laki laki shaleh. perasaan itu akhirnya harus dikubur dalam dalam, meski akhirnya kebenaran pun terungkap.ah...sesuatu yang terlambat memang tidak perlu dimulai.

''perempuan itu yang membuatmu menangis pung?'', mamak menghentikan aktivitas mengiris bawangnya sembari menoleh kepadaku.

***