Senin, 31 Mei 2010

ijab kabul pagi itu

lelaki kurus itu memang terlalu perasa. untuk beberapa hal yang sensitif, dia bisa menangis. meskipun hatinya bisa dibilang sangat keras. pagi di hari libur yang sejuk itu menjadi saksi betapa hati yang keras itu bisa luluh karena ikatan yang bernama persaudaraan.

"aku terima menikahnya dengan mas kawin yang tersebut", lantang, lancar dan tanpa ragu, laki laki itu menjawab ijab yang diucapkan oleh wali perempuan tersebut. sampai di titik ini, lelaki kurus ini masih bisa tersenyum mengucap hamdalah, ia masih bisa tersenyum sumringah, baru saja ia menyaksikan prosesi akad nikah saudara laki lakinya.

ia tidak terlalu dekat dengan saudara laki lakinya, kecenderungan ego sesama lelaki yang keras sering menunjukkan sikap tidak mau mengalah di antara mereka berdua, hanya karena beberapa faktor yang membuat mereka terkadang kompak, faktor orangtua yang hanya tinggal ibu seorang.

setelah prosesi ijab kabul, pengantin pria dan wanita pun meminta restu dari orangtua, saudara kerabat, sanak famili, dan semua yang hadir dalam akad nikah tersebut. satu persatu pengantin pria menyalami dan sujud mencium kedua tangan seraya berdoa meminta restu kepada semua yang hadir dalam acara tersebut. disinilah lelaki kurus tersebut meneteskan air mata haru, ia sendiri hanya bisa mematung di sudut ruangan itu tidak mengerti kenapa ia menangis. ia tidak berani untuk menyalami kakaknya sendiri pada saat itu, menangis sesegukan hingga acara selesai,

sekarang...di rumah kecil ini, lelaki kurus itu menjadi yang paling ganteng. yah, setelah saudara laki lakinya menikah dan pindah ke rumah istri, tidak ada lagi lelaki yang tinggal di rumah tersebut. tidak ada lagi 'pertengkaran' dan 'perselisihan' antar sesama lelaki, hehe.




akad nikah pagi itu mengajarkan arti sebuah kehilangan dan persaudaraan



Kamis, 27 Mei 2010

about leader

pimpinan itu harus tegas! (saya setuju)

pimpinan itu harus berwibawa! (hal yang tidak bisa ditawar)

pimpinan itu harus pintar! (so pasti)

***

tapi jika hanya 3 hal di atas yang dilakukan dan menjadi harga mati untuk membentuk sebuah 'image' seorang pemimpin, maka anda telah berhasil. ya, anda akan berhasil membentuk sebuah karakter seorang pemimpin yang keras, menyeramkan, killer dan hal hal lain yang akan kurang disukai oleh bawahan anda.

pimpinan pintar (secara akademis), itu hal yang tidak diragukan, terbukti dengan karier anda yang berhasil menempatkan anda menjadi seorang pimpinan di sebuah institusi. tapi sebaiknya seorang pimpinan juga 'pintar' menempatkan diri dalam situasi dan kondisi yang berbeda di setiap tempat.setiap tempat memiliki kultur budaya dan adat istiadat yang berbeda, dan seorang pimpinan harus bisa memahami dan belajar tentang hal itu. coba untuk memahami kondisi bawahan anda, tidak semua tempat sama

pimpinan harus berwibawa, tentu. sebagai seorang pimpinan anda harus menjaga kewibawaan anda pribadi dan institusi yang anda pimpin. tapi hal-hal kecil yang sering terlupakan adalah ketika kewibawaan anda menghalangi bahkan menutup mata anda untuk bertegur sapa atau membalas senyuman tulus bawahan anda ketika bertemu. atau sekedar memangiil bawahan anda dengan langsung memakai nama bukan dengan panggilan mas (saya selalu senang dipanggil oleh atasan dengan memakai nama sekaligus takjub dengan atasan yang hapal semua nama bawahannya). percayalah, itu sungguh hal yang kecil dan sering anda jumpai setiap harinya...jika hal itu anda lakukan, tidak akan sama sekali menjatuhkan wibawa anda sebagai seorang pimpinan justru akan sebaliknya.

pimpinan harus tegas, hal yang tidak bisa ditawar. tapi bukan berarti anda bisa menghakimi seseorang terutama bawahan anda hanya dengan sekali lihat, bukan berarti anda bisa 'memfatwakan' sebuah hal menjadi haram atau sebuah hal menjadi wajib, bukan berarti anda bisa membuat peraturan sendiri tanpa mengajak kompromi atau meminta masukan dari bawahan anda yang justru berada di lapangan langsung. kalau hal itu terjadi maka itu namanya otoriter


Minggu, 02 Mei 2010

pilihan dan konsekuensi

dalam kehidupan ini kita akan selalu dihadapkan pada pilihan, biasanya opsi yang tersedia ada dua, kalo gak ke berjalan lurus memilih untuk belok, kalo gak menerima kita memilih untuk menolak, atau kalo sedang hujan kita boleh memilih untuk menunggunya reda atau nekat hujan hujanan (terserah kalo dibilang gaknyambung :D )


jadi, dulu saya pernah dikasihtau senior saya yang bekerja di Kantor Pusat (idealnya, kantor pusat adalah tempat yang diidamkan oleh setiap pegawai). ''disini itu ada dua konsekuensi untuk dua pilihan'', saya kemudian bertanya pada beliau, apa itu kak?'' kalau disini kau menjadi pegawai yang rajin, smart, dan bisa diandalkan kau akan mendapat reward tetap dipertahankan di kantor (bagian) ini . ''lantas, bagaimana dengan yang males malesan, gakpunya semangat kerja dan kurang bisa diandalkan ?" sambungku, owh, tentu itu juga akan mendapatkan konsekuensi, ia akan mendapatkan punishment tetap akan dipertahankan di kantor (bagian) ini untuk dibina supaya bisa menjadi lebih baik.


saya  berpikir lantas dimana bedanya ketika dua tipe pegawai itu berada di kantor (bagian) yang sama, gaji sama tapi tipe mereka berbeda?? ada beberapa hal  yang membedakan keduanya :


1. masalah jenjang karier : jelas sekali tipe pegawai pertama jelas akan mendapatkan kredit poin lebih dibanding pegawai kedua yang akan mendukung kariernya yang lebih baek di masa depan

2. masalah kepercayaan : kepercayaan yang diberikan kedapa pegawai tipe pertama akan lebih dibanding pegawai tipe kedua, tapi percayakah kalo sekarang orang lebih memilih untuk tidak mendapatkan kepercayaan (beban tugas) berlebih ketika dihadapkan dengan gaji yang sama saja

3. kepuasan batin : dalam beberapa kasus, pegawai tipe pertama akan lebih mendapatkan kepuasan lebih dalam bekerja, semangat untuk terus berkarya dan menjadi lebih..untuk hal yang satu ini tidak bisa ditawar


***


jadi tinggal kita sendiri yang memilih pilihannya dan mendapatkan konsekuensinya.

YouTube - Bondan Prakoso & Fade 2 Black - Ya Sudahlah (klip & lirik)

http://www.youtube.com/watch?v=I65xfehEHxA
Ya Sudahlah

pilihan dan konsekuensinya

dalam kehidupan ini kita akan selalu dihadapkan pada pilihan, biasanya opsi yang tersedia ada dua, kalo gak ke berjalan lurus memilih untuk belok, kalo gak menerima kita memilih untuk menolak, atau kalo sedang hujan kita boleh memilih untuk menunggunya reda atau nekat hujan hujanan (terserah kalo dibilang gaknyambung :D )

jadi, dulu saya pernah dikasihtau senior saya yang bekerja di Kantor Pusat (idealnya, kantor pusat adalah tempat yang diidamkan oleh setiap pegawai). ''disini itu ada dua konsekuensi untuk dua pilihan'', saya kemudian bertanya pada beliau, apa itu kak?'' kalau disini kau menjadi pegawai yang rajin, smart, dan bisa diandalkan kau akan mendapat reward tetap dipertahankan di kantor (bagian) ini untuk menjadi contoh dan perkembangan karier yang lebih baek. ''lantas, bagaimana dengan yang males malesan, gakpunya semangat kerja dan kurang bisa diandalkan ?" sambungku, owh, tentu itu juga akan mendapatkan konsekuensi, ia akan mendapatkan punishment tetap akan dipertahankan di kantor (bagian) ini untuk dibina supaya bisa menjadi lebih baik.

aku berpikir