bahwa hidup harus berpikir, menembus batas2 keseharian... Bahwa hidup harus tersenyum, setidaknya pada diri sendiri... Bahwa hidup harus menyayangi, yang lemah dan teraniaya... Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yg indah... Bahwa hidup... harus mengerti, pengertian yg benar (daun yang jatuh tak pernah membenci angin : tere liye)
***
”aku ingin selalu dekat dengan ibu, ibu satu-satunya orang yang kusayang saat ini, jadi kalo bisa aku akan tetap di kota ini biar selalu dekat dengan ibu”, masih terekam perkataan perempuan yang baru beranjak dewasa itu empat tahun yang lalu.
pemuda itu kini berbaring di tempat tidurnya, menatap langit langit kamar yang dipenuhi tempelan bulan bintang yang bisa bercahaya di kala gelap. ia masih mengenang masa itu, masa dimana ia akhirnya ‘menghapus’ nama perempuan yang pernah masuk di ruang hatinya itu. dengan kondisi ia yang tidak berdomisili sama dengan ibu si perempuan dan bekerja di beda pulau, maka ia memutuskan untuk mundur pada saat itu. mungkin ini belum saatnya, kalau emang berjodoh, pasti akan ada jalan untuk ini semua, gumam pemuda itu.
empat tahun yang lalu, pemuda itu tidak pernah bisa menyatakan perasaannya kepada perempuan itu. dan tidak juga sekarang. dulu, pemuda itu tidak menyatakan perasaannya dengan alasan yang tidak bisa terbantahkan ketika perempuan tersebut ingin selalu berada di dekat ibunya, dan kini…waktu dan jarak sudah terpangkas sedemikian rupa, pemuda tersebut tetap tidak bisa menyatakan perasaannya karena ia telah didahului oleh saudaranya.
kadang hal-hal yang harusnya bisa diungkapkan pada saat itu juga, sebaiknya diungkapkan..karena jika rahasia kecil itu baru diketahui sekarang, sudah tidak ada gunanya. sesuatu yang terlambat memang tidak perlu dimulai”
***
setiap kejadian memberikan sebuah pengertian akan arti hidup, tinggal bagaimana kita menyerap pengertian itu dengan baik. memberikan kesempatan untuk belajar, tinggal bagaimana cara kita belajar yang benar dari sebuah kisah hidup
***
setelah (mungkin) beberapa kejadian yang kadang tidak sesuai harapan terjadi pada kita, tinggal kita sendiri yang menentukan langkah selanjutnya, seperti secuil kisah di atas... apa yang harus dilakukan pemuda tersebut tergantung pada dirinya sendiri , apakah mau meratapi nasibnya dan terus terusan menyesal sehingga akan menghantui langkah langkah ia selanjutnya..ataukah mau belajar dari kisah itu dan membuatnya menjadi energi untuk memperbaiki diri (misal : dengan lebih aktif mengungkapkan perasaan lebih dulu, hehehe)
pernah nonton 'hari untuk amanda' ?, membaca 'senja bersama rosie' ? atau yang terbaru adalah quote di atas 'daun yang jatuh tak pernah membenci angin' ?, ketiganya mengajarkan arti sebuah pemahaman dan penerimaan ketika harapan yang anda gantungkan tidak sesuai kenyataan meski itu semua dikarenakan sesuatu yang terlambat diungkapkan.
dan setelah penerimaan yang baik serta pemahaman yang benar akan sebuah kejadian tersebut maka yang diperlukan adalah jiwa besar, jiwa besar seorang hari untuk melepaskan dan mendukung manda, jiwa besar seorang tegar demi seorang rosie, ataupun jiwa besar kanak kanak berkepang dua tania untuk malaikat keluarganya yang bernama om danar.
***
***
kayanya ini dulu pernah dibahas deh
BalasHapussegitu sukanya ya si pria sama wanita itu, sampe dibikin postingan blog beberapa kali :p
gausah patah arang gitu.
BalasHapusdeuuuuuu.melankolis banget :p
minta gambarnya yaa put ^__^
BalasHapushahaha, no komen
BalasHapushehehe, sanguinis
BalasHapussilahkan ka ai semangka
BalasHapussama lah kita. :p
BalasHapus