Rabu, 06 Oktober 2010

generasi penghafal qur'an

teruntuk ananda putra / putriku (aamiin),


anakku,


saat aku menuliskan surat ini untukmu kau harus tahu kalau status ayahmu ini masih tunggal putra . dan ayah tahu, untuk bisa membuatmu membaca surat ini kelak, ayah harus merubah status itu terlebih dahulu, status yang sudah lama ayah idamkan dan impikan, status sebagai  ganda campuran (kelak, kau akan tahu kalau ayahmu ini penikmat badminton)


anakku yang ayah sayangi, 

ayah akan sedikit bercerita tentang perjuangan untuk memperoleh status yang ayah idamkan tadi. saat ini ada seorang wanita (yang kelak akan menjadi ibumu, aamiin) yang menarik hati. seorang wanita yang berhati lembut namun tegas, wanita yang sangat cinta Alloh dan Rasul-Nya namun juga cinta dan sayang kepada keluarganya, wanita yang bisa sanguinis, melankolis dan terkadang sangat puitis). itu sepengenalan ayahmu hingga saat ini.


penyejuk mataku,

kau tahu, calon ibumu ini mengajukan satu permohonan untuk bisa menerima ayah sebagai suaminya. permohonan yang ayah pikir sangat berat untuk orang setingkat ayah. apakah kau tahu apa permohonan ibumu?. ibumu meminta kepada ayah untuk mengahafalkan juz 30. setelah ayah bisa mengahafal juz 30 itu dengan lancar baru ibumu bersedia mempertimbangkan untuk menerima ayah menjadi suaminya.


permata hatiku, 

kau tahu reaksi ayah saat itu nak? ayah merasa sangat berat sekali untuk mengabulkan permohonan itu. Kau pasti tertawa kalo melihatnya, ayahmu yang saat menulis surat ini baru berusia 23 tahun takut tidak bisa menghafal juz 30 yang terdiri dari 37 surat. ‘come on dad, it sounds like funny’.


Pujaan hatiku,

Ayah akhirnya berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi permohonan ibumu itu, bukan hanya semata mata karena ayahmu ini sudah cinta setengah mati kepada ibumu. Ternyata ada cinta yang melebihi itu, cinta akan menghasilkan generasi yang lebih baik kedepannya. Kau tahu anakku, kualitas wanita yang ayah inginkan untuk menjadi seorang madrasah pertama bagimu kelak itu memang berada jauh di atas ayah, jadi wajar saja ketika ia menginginkan calon suaminya minimal setara dengannya (dalam hal hafalan qur’an). Ayahmu hanya berusaha sekuat tenaga untuk memberikan yang terbaik, melakukan yang terbaik, dan mengharapkan hasil yang baik pula.

 

Buah hatiku,

Kau tahu kenapa calon ibumu itu menginginkan ayah menghafal juz 30? Wanita itu hanya menginginkan agar kelak putra/putrinya menjadi generasi penghafal qur’an, generasi yang akan mengangkat derajat orangtuanya di hadapan Yang Maha Kuasa. Hanya itu nak, dan tentu saja.. ayahmu ini harus lebih dulu melakukannya. Agar kelak, ketika kau lahir dan sudah saatnya, ayah dan ibumu bisa menjadi tempatmu untuk bermuraja’ah hafalan qur’an (minimal juz 30)


Anakku,

Meski kau belum ada di dunia ini, do’akan ayah bisa memenuhi itu semua. Mendapatkan istri shalihah, membentuk keluarga yang samara, dan pada akhirnya mendapatkan engkau sebagai penyejuk mata , generasi penghafal qur’an (aamiin ya Alloh)

Harapan ayah kepadamu tidaklah banyak nak. Seperti kebanyakan orangtua umumnya, Ayahmu ini menginginkanmu untuk menjadi anak yang shaleh/ah (aamiin).


Anakku,


terakhir, ayahmu ini sangat mengharapkan,


kelak ketika tubuh ayahmu ini sudah terbujur kaku tidak berdaya menghadap panggilan-Nya.


Kelak ketika ayah tidak bisa lagi memegang ubun ubunmu


Kelak ketika ayahmu akan meninggalkan kamu


Kelak ketika takdir itu memisahkan kita


…..


Jadilah orang terdepan yang akan berdiri di depan tubuh ayah,


Jadilah orang yang memimpin shalat jenazah ayah


Jadilah orang yang akan mengangkat keranda jenazah ayah ke kubur


Dan jadilah amal jariyah yang akan menemani ayah di alam kubur nanti

 

***

salam peluk hangat,

ayah

 

 

disertakan dalam lomba “SURAT UNTUKMU, NAK. DARI CALON IBUMU/AYAHMU.”

10 komentar: