Jumat, 28 Agustus 2009

ini tentang mereka (bulok)

ini bukan tentangku , tapi ini tentang mereka. ya...mereka. mereka adalah para 'bulok' (bujang lokal) di kantorku. kepala keluarga yang berjuang mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya dengan bekerja di tempat lain, sendirian mencari nafkah, jauh dari hangatnya keluarga. mereka adalah bapak-bapak yang dengan penuh cinta kepada keluarga rela berjauhan dari tawa dan senyum anak-anak mereka demi mengabdi kepada negara, berpisah ribuan kilometer dari istri tercinta demi komitmen kepada pekerjaan yang telah mereka pilih.


ini bukan tentangku, tapi ini tentang mereka. ya...mereka. laki-laki dewasa dengan tempaan semangat yang luar biasa. sabtu minggu benar-benar menjadi hari yang sangat berarti bagi mereka. wiken yang benar-benar mahal harganya demi berkumpul bersama keluarga. waktu, jarak, dan biaya yang harus ditebus demi melihat senyum si kecil yang menunggu bapaknya. ya..bagi mereka, terpotong absen karena pulang cepat (jum'at sore) atau terlambat (senin pagi) tiada berarti dibanding hangatnya keluarga.


ini bukan tentangku, tapi ini tentang mereka. ya...mereka. mereka yang mengerti akan resiko dari pekerjaan yang mereka pilih, tapi tetap bekerja dengan ikhlas. walau kadang mengeluh akan sistem pemetaan pegawai dari instansi mereka. mereka...ya...mereka, laki-laki dewasa dengan semangat yang luar biasa.


yup, ini bukan tentangku, karena aku bukan (baca : belum) menjadi bagian dari mereka. aku bukan bujang lokal seperti mereka,karena kalau aku sendiri adalah bujang tulen. tidak tergantung tempat / lokasi, dimanapun berada, aku masih bujangan

12 komentar:

  1. Endingnya..gubrak! hehehe..!!
    Baru kenal istilah bulok..

    BalasHapus
  2. Posisi yang agak sulit, tapi memang sebuah pilihan sekaligus ujian, yang kalau berhasil dilampaui dengan baik semoga menjadi penambah pahala.

    BalasHapus
  3. gabruk!!bagian yg mana an?:D

    wah,,pengetahuanmu sekarang bertambah kan dengan istilah bulok., hehehe

    BalasHapus
  4. iya mbak lei.ada seorang dari mereka bilang "ya..ini resiko akan sebuah pilihan ketika bergabung di instansi ini''. mudah-mudahan para pejabat yang berwenang akan lebih memperhatikan masalah pemetaan pegawai ini.amin

    btw, misuanya mbak lei juga sempet merasakan jadi bulok kan? :)

    BalasHapus
  5. bulok = Bunuh pake GoloK?

    hehehhe

    BalasHapus
  6. di kantor saya dulu ada ibu2 bulok..sedih..anak2nya beda kota sama bundanya...

    BalasHapus
  7. begitulah para pejuang bulok yang mengabdi pada negara

    BalasHapus
  8. *ngakak baca paragraf terakhir*

    cuit..cuit..ada yang promosi neeeh...:p

    BalasHapus