Jumat, 27 November 2009

antrian panjang


 

antrian panjang

 

Setiap hari kita mendengar adanya berita kelahiran, pernikahan, dan kematian, suatu berita yg kita anggap sebagai berita sehari-hari yang wajar terjadi di sekeliling kita. Mungkin sebagian kita sudah melakukan pernikahan, atau sedang terikut dengan suatu penyelenggaraan acara pernikahan, dan sedang sibuk memikirkan pernak-pernik pernikahan tersebut. Mungkin juga sebagian kita sedang menyambut kedatangan bayi yang akan segera dilahirkan, dan juga sedang berharap2 cemas sambil mempersiapkan segala sesuatu untuk kebutuhan bayinya nanti.

 

Untuk pernikahan, kita mempersiapkan secara detil mulai dari baju pengantin, gedung tempat pernikahan, susunan acara, bahkan sebagian sudah mempersiapkan acara bulan madu atau rumah dimana mereka nanti akan tinggal setelah berkeluarga. Sebuah pertanyaan buat kita, adakah diantara kita yang sedang/sudah mempersiapkan acara kematiannya? Mungkin akan dianggap aneh kalau ada diantara kita yang mempersiapkan baju kematian kita, tempat kubur kita, siapakah nanti yang akan memandikan, mensholatkan, atau mobil jenazah kita. Memang kapan, bagaimana dan di mana kita akan mati adalah suatu misteri yang tersembunyi, tetapi pernahkah kita terfikir untuk mempersiapkan hal-hal tersebut? Pertanyaan lebih lanjut, adakah kita benar2 sdh mempersiapkan bekal kematian kita? Bukankah kita semua ini benar2 akan mati? Ataukah kita memang menganggap bahwa kematian itu hanya terjadi pada orang lain dan tidak akan pernah terjadi pada kita? Ataukah kita terlalu takut kepada kematian tersebut, sehingga kita justru melupakannya? Pernahkah anda berfikir sampai berapa lama lagikah anda akan hidup di dunia ini? Lihatlah betapa tidak logis dan tidak adilnya kita untuk memperlakukan peristiwa yang satu ini

 

Sebetulnya kalau kita bisa mengibaratkan, sesungguhnya kita ini sudah mengambil nomor antrian yang panjang, untuk segera menjawab panggilan yang pasti terjadi ini, tetapi kita tidak tahu berapakah nomor antrian kita. Setiap hari giliran kita akan semakin mendekat, kita beringsut-ingsut maju dalam antrian yang panjang dan berjejal, hanya untuk menuju satu pintu, yaitu kematian, tapi apa yang kita lakukan? Pernahkah anda mendapatkan nomor antrian untuk sebuah kunjungan dalam rangka mencabut gigi anda? Meskipun anda tahu bahwa proses pencabutan gigi hanya sebentar dan tidak terlalu menyakitkan, tapi bukankah tetap ada sebersit ketakutan dalam diri anda? Sedangkan kita berada dalam antrian yang tidak ada pintu untuk berbelok atau kembali lagi.Begitu sering kita melalui peristiwa2 besar dalam hidup kita tanpa ditanya tentang kesiapan kita, adakah kita juga akan menghadapi peristiwa yang satu ini dengan tanpa persiapan?

 

Semoga Allah memberi kekuatan dan bimbingan kepada kita supaya kita bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik2nya, memberi kesempatan taubat sebelum kematian menjemput, memberikan kasih sayangNya ketika maut menjemput, dan memberikan ampunanNya setelah maut menjemput…Amin



Oleh: ilalang (10.5.13.198 )

arsip lama dshnet

6 komentar:

  1. antrian yg kdg terlupakan oleh manisnya madu dunia. Bahkan kdg malah lupa sama sekali. Naudzubillah.

    BalasHapus
  2. apa itu dshnet? kayak pernah denger...

    BalasHapus
  3. salah satu forum disukusi di komunitas DJP (da'wah sepanjang hayat) sekarang dah ganti jadi forum shalahudin

    BalasHapus
  4. Antrean yang entah panjang entah pendek....

    BalasHapus