Jumat, 13 Februari 2009

nostalgia siang itu (soto bogor)

setelah episode siang itu (petugas rel vs bocah bertelanjang kaki), lelaki kurus itu pun memacu kuda besi nya ke sebuah tempat makan persis di samping Gedung Olahraga kota itu. tempat yang 1 tahun lebih sudah tidak pernah lagi dikunjunginya. rasa lapar itu yang membawanya untuk bernostalgia ke tempat yang dulu menjadi favoritnya tatkala istirahat siang dari aktivitasnya.

alhamdulilah, tempatnya masih ada, tidak berubah. bapak dan ibu yang berjualan pun tetap sama. gerobak yang sama, tempat duduk yang sama, posisi warung yang sama..ahhh..1 tahun ternyata tidak cukup cepat untuk merubah sesuatu, pikir laki-laki itu.

setelah berbasa-basi sebentar dengan bapak dan ibu penjual (hm...masih familiar juga muka ku, pikir lelaki kurus itu), ia pun memesan menu favoritnya, soto bogor. lelaki itu pun larut dengan kenangan yang terekam di tempat ini. tempat inilah yang menjadi saksi awal-awal perjuangannya yang cukup sulit."sotonya mas", kata-kata bapak itu menyadarkan lelaki itu dari lamunannya. dengan sigap, ia pun mengambil sambal dan kecap.ah...kebiasaan yang belum berubah sampai sekarang, pikirnya.

bismillah...dengan lahap, lelaki itu pun memulai makan siangnya.

satu sendok....

dua sendok....

tiga sendok....

***

berapa pak??"biasa mas, masih seperti dulu,belum berubah", dengan senyum khasnya si bapak menjawab. makasih ya mas, sering-sering mampir", sesaat setelah menerima uang dari lelaki kurus tadi.

sepanjang perjalanan, lelaki itu memikirkan sesuatu. dia telah salah menilai. ada yang berubah dari tempat favoritnya itu. bahkan perubahan itu dinilai terlalu signifikan baginya. Rasa. yup, rasa soto yang dengan itulah dia menjadikan tempat itu sebagai tempat favoritnya. rasa soto yang tidak segurih dan senikmat dulu yang selalu membuatnya kangen untuk kembali kesana. dan dia pun sedikit kecewa

malamnya, lelaki itu bertanya-tanya."apa benar rasa soto itu telah berubah sekarang?tapi tempat itu masih ramai seperti dulu.tidak ada yang berubah. tetapi kenapa rasa sotonya tidak seperti dulu?! 

***

sedetik kemudian. ah, jangan-jangan aku yang sudah berubah sekarang pikirnya. mungkin rasa soto itu tidak berubah dan tidak akan pernah berubah. tetapi diriku lah yang berubah. berubah dikarenakan indera pengecap ini sudah terlalu sering merasakan masakan yang 'aneh-aneh" pikirnya. lidah ini sudah terlalu banyak mengecap berbagai jenis makanan yang dulu tidak bisa untuk dirasakannya. mungkin karena citarasa yang semakin kaya itulah yang meyebabkan dia beranggapan bahwa rasa soto favoritnya itu berubah. dan lelaki itu pun merasa bersalah.

(terinspirasi dari "kaca spion", tulisan Andy F Noya)

1 komentar:

  1. tapi emang soto bogor rasanya khas.

    soto mie nya juga enak

    laper...:D

    BalasHapus