Sabtu, 25 Juli 2009

Spirit of Aspac (IBL 2009)

rasa lelah itu menjadi tiada berarti sekarang. semua terbayar lunas dan tuntas tanpa kembalian :), dengan mengandalkan insting dan hoki, akhirnya sampe juga ke sportmall kelapa gading bwt nonton final IBL 2009

dulu, berpikir, "ngapain repot-repot nonton live kalo udah disiarin di TV?", tentu kalau masih bisa terjangkau baik dari segi biaya ataupun jarak. ternyata atmosfer itulah yang membedakannya. berada dalam Britama Arena dengan segala euforia final dan atribut IBL memang berbeda. bahkan suporter bola pun (persija) dengan atribut dan pernak pernik khas tatkala mendukung persija jakarta datang ke Britama Arena untuk mendukung Tim Basket SM Britama.
 
dibuka dengan fantastis dan entertaiment (keluarnya pemain SM Britama dalam suasana gelap dipenuhi asap) cukup membuat para penonton terpukau, meski hal ini setiap tahun di babak final dilakukan), dilanjutkan dengan aksi-aksi memukau kedua tim yang membuat jantung para penonton berdegup kencang.

saya tidak pandai untuk menulis review sebuah pertandingan, tapi saya hanya ingin berbagi tentang perbandingan antara basket dan sepakbola

1. kenapa di basket yang intensitas benturan fisiknya lebih besar ketimbang sepakbola tapi tidak sampai menimbukan perkelahian dan adu jotos layaknya biasa dalam pertandingan sepakbola (catat : aksi dorong dan menimpa lawan sangat biasa di basket)

2. wasit. di basket, pemain se-tidak-setuju nya dia dengan keputusan wasit tidak sampai melakukan aksi kekanak-kanakan layaknya di sepakbola. mendorong ato memaki-maki wasit. kau lakukan itu di basket, bersiap-siap dipanggil dengan sempritan tegas

3. suporter bola bisa juga masuk dan mendukung tim basket ya :)

dan banyak hal lagi, yang seharusnya kalau itu merupakan hal-hal positif harus ditularkan di cabang olahraga yang lain.

setidaknya hari ini, Spirit of Aspac benar-benar menjadi sumber inspirasi. terus berjuang dan berusaha hingga babak akhir. tidak ada tim yang tidak bisa dikalahkan, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. semua ada solusinya. yang dibutuhkan hanya kemauan yang lebih besar dari biasanya.

yosh *semangat*

 

1 komentar: