Selasa, 09 Desember 2008

belajar ikhlas dari Delisa

D untuk Delisa!!ujar kanak-kanak berumur 6 tahun ini ketika ummi membelikannya sebuah kalung yang berliontinkan huruf D untuk hadiah hafalan shalatnya nanti. tetapi kisah yang harusnya bahagia itu seketika berubah menjadi kisah yang paling mengharukan tatkala delisa yang sedang menghadapi ujian hafalan shalatnya harus terombang-ambing ditelan badai Tsunami.
26 Desember 2004, hari itu adalah saksi betapa Yang Maha Kuasa begitu perkasa.Betapa manusia tidak ada daya dan upaya sama sekali kecuali karena kuasa-NYa. Bumi Aceh menangis, Indonesia berduka, Dunia pun bersedih tetapi……lihatlah Delisa!!tak sedikitpun kanak-kanak itu menangis, bersedih, apalagi marah.

Lihatlah Delisa!!yang dengan polosnya tetap tersenyum, tetap bergembira, walaupun dengan kaki kanan yang diamputasi.
Delisa mengajarkan banyak hal. Ketulusan, Kesabaran, Cinta kasih dan Keikhlasan dalam beribadah..
sungguh buku yang mengharukan.

“orang-orang yang kesulitan melakukan kebaikan itu, mungkin karena hatinya Delisa… Hatinya tidak ikhlas! Hatinya jauh dari ketulusan…”


sumber:kedua x nya membaca, tak sedikitpun berkurang kekaguman itu








……………………………………………………………………………………….

Ikhlas dalam beribadah

ikhlas, sebuah kata yang amat ringan diucapkan tetapi jusru sulit sekali diaplikasikan. al-qur’an banyak sekali mengatakan tentang orang-orang yang berbuat ikhlas.

فَأَثَابَهُمُ اللّهُ بِمَا قَالُواْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَاء الْمُحْسِنِين

“Maka Allah memberi mereka pahala terhadap perkataan yang mereka ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya. Dan itulah balasan (bagi) orang-orang yang berbuat kebaikan (yang ikhlas keimanannya).” (Q.s al ma’idah 85)

dari cerita delisa di atas, dikatakan dalam bukunya bahwa delisa awalnya sangat lancar menghafal bacaan shalatnya, hingga pada saat ujian bacaan shalatnya tiba. justru pada saat delisa lancar menghafal bacaan shalatnya hingga sujud, Tsunami meluluhlantakkan semuanya. tubuh kecil itu hanyut dan baru ditemukan setelah enam hari sejak kejadian itu.

setelah dirawat beberapa lama, akhirnya delisa pun sadar. dan ingin menyelesaikan hafalan bacaan shalatnya yang terputus. namun apa yang terjadi??justru delisa tidak bisa menghafal. hal ini berasa rumit sekali bagi kanak-kanak yang tergolong cerdas itu. delisa tidak bisa menghafal bacaan shalatnya. hingga ia mendapatkan penjelasan bahwa “orang-orang yang kesulitan melakukan kebaikan itu, mungkin karena hatinya Delisa… Hatinya tidak ikhlas! Hatinya jauh dari ketulusan…”.
disitu delisa ingat semuanya. bahwa selama ini ia menghafal bacaan shalatanya karena kalung yang dijanjikan ummi, karena hadiah sepeda yang akan diberikan oleh abi.

“Di antara cara menghafal Al-Qur’an adalah selalu mengulang-ulang dan menjaganya, juga bersungguh-sungguh, ikhlas, berkeinginan keras untuk menghafalnya, memahaminya dan men-tadabburi-nya serta ber-tadharru’ (memelas) dan memohon taufiq (kemudahan) untuk hal itu kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala . Hati-hatilah dari perbuatan maksiat serta bertaubatlah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dari dosa-dosa maksiat yang pernah dilakukan”.

seperti apa yang pernah dikatakan penulisnya, “Sungguh aku cemburu kepada kanak-kanak berumur 6 tahun itu, sungguh aku cemburu kepada Delisa”

resensi lebih lengkap baca di
sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar