Selasa, 09 Desember 2008

hobi ato???

Sebuah kegiatan yang mengasyikan bagi sebagian orang tapi terkadang justru membosankan untuk orang laen, Karena hobi setiap orang itu berbeda satu dengan yg lain. Hobi juga yang terkadang membuat orang lupa akan waktu——>coba tanyakan sama orang yang punya hobi memancing? Hobi juga yang bisa membuat orang bela-belain gak makan!!—–>coba aja liat orang yang punya hobi koleksi barang2 antik, ntu kan mahal harganya terus karena udah gada uang lagi buat koleksi barang antiknya (coz dah habis buat beli koleksi), dia ngambil dana buat memuaskan hobinya dari anggaran untuk makan!!!nah otomatis kan karena hobinya, dia jadi gak makan tu??!(nyambung gak si?). Hobi juga yang bisa mengubah hidup seseorang!!gak percaya?!——> coba tanyakan ronaldinho dkk, apa yang bisa membuat mereka bisa terkenal sampai sekarang!!hobi menendang si kulit bundar..
Sedikit membahas tentang hobi, dulu ada yang bilang kalo punya hobi jangan nanggung-nanggung, ibarat kata pepatah, “kalo dah kecebur, berenang dech sekalian”, truz mandi (bagi yg bisa berenang, kalo nggak bisa?ya gitu deh resikonya). Hal itu pula yang pernah dialami oleh ipung ketika mempunyai sebuah hobi. Standar si hobi anak laki-laki, hobi ipung sama seperti ronaldinho ; bermain bola. Ditekuni sejak kelas 1 SMP, tapi baru masuk SSB (Sekolah SepakBola) kelas 3 SMP ipung ikut latihan mulai sepulang sekolah hingga sebelum magrib. Tidak ada yang menyangkal kemampuan ipung dalam bermain bola, dengan kemampuannya membaca permainan dan mengatur serangan, ipung ditempatkan pelatihnya pada saat itu di posisi gelandang kiri serang.

Menginjak SMU, ipung masih tetap berlatih di SSB, bahkan ipung mulai terlibat dalam tournament2 yang diselanggarakan antar SSB (walikota cup dan PUSRI cup), di ajang PUSRI cup ipung berhasil memimpin rekan-rekannya menembus babak final (padahal Tim ipung ini baru terbentuk kurang lebih 3 bulan sebelum tournament dimulai), sayang di Babak Final, Tim Ipung harus mengakui keunggulan lawan dengan skor 3-0. Meskipun begitu penampilan tim ipung mendapat banyak acungan jempol dari pengamat sepakbola terlebih penampilan gelandang kiri bernomor punggung 6, IPUNG. Di Walikota Cup pun penampilan Tim Ipung layak diwaspadai. Berbekal skuad dan pelatih jenius, tim ini difavoritkan untuk menjadi juara di walikota cup tersebut.

“Sepakbola dan sekolah tidak akan bisa bersatu”, slogan itu ternyata benar adanya. Ketika kita memilih sepakbola sebagai jalan hidup, maka bersiap-siaplah untuk meninggalkan bangku sekolah. Meskipun ada beberapa “sekolah atlet” yang memang mempunyai program untuk menomorsatukan olahraga ketimbang pendidikan formal. Hal ini juga yang menimbulkan dilema pada diri ipung, Tatkala Walikota Cup memasuki babak final dimana tim ipung berhadapan dengan SSB Bina Tama. Final ini berlangsung pada saat jam belajar di sekolah. Kebetulan sekolah Ipung bukanlah “sekolah atlet” yang memperbolehkan siswanya untuk tidak masuk sekolah ketika ada pertandingan seperti ini. Tak ayal ipung pun pusing dalam kondisi seperti ini. Ipung sebenarnya anak yang baik di sekolah.prestasinya di bidang akademis pun termasuk dalam siswa yang berprestasi. Guru-guru di sekolah pun mengenalnya sebagai siswa yang tidak neko-neko. Dan selama ini pun dia bisa membagi waktunya antara sepakbola dan sekolah (ya..karena latihan bola dilakukan setelah pulang sekolah). Tapi memang ya namanya hobi terkadang bisa mengalahkan segalanya. Termasuk akal sehat.

Ipung sudah mencoba untuk izin pulang kepada guru piket pada hari itu. Apesnya guru piket pada hari itu adalah guru yang terkenal “keras” dan “galak” di sekolah itu walhasil bisa ditebak, DITOLAK!!!. Karena waktu pertandingan sudah mepet belum lagi dipotong waktu perjalanan ke stadion, ipung pun nekat melakukan sesuatu yang selama ini tidak pernah dilakukannya.MINGGAT dari sekolah. Ia tidak tahu bahwa urusan ini akan berakibat panjang. Walhasil ipung pun kabur dari sekolah dan gobloknya (mungkin lebih tepat dikatakan belum berpengalaman) tas sekolahnya masih tinggal di kelasnya.

Keesokan harinya…ipung diberitahu oleh teman sekelasnya kalo tas sekolahnya ditahan oleh guru piket. Ibarat pepatah “sudah jatuh tertimpa tangga pula”, setelah di pertandingan final kemaren tim yang dibela ipung kalah, sekarang dia harus menghadapi masalah baru di sekolah. Hari itu ipung tidak berkonsentrasi belajar, wajahnya pucat pasi seharian. Memikirikan bagaimana caranya menghadap guru piket dan wali kelasnya. Seusai pulang sekolah , ipung tidak langsung pulang. Ada urusan yang harus diselesaikannya, apalagi kalo bukan menghadap guru piket dan wali kelasnya. Dengan langkah gontai, ia menuju meja guru piket di ruang guru. Sudah bisa ditebak!! Ipung dimarahi habis-habisan oleh guru piket yang kebetulan adalah guru yang mengajar mata pelajaran di kelasnya. “ kamu itu sudah kelas 3, mo ngapain lagi maen bola??!waktunya belajar untuk ujian akhir!kalo tidak lulus gimana??!emang gak mau lulus?gak mau kuliah??”, beribu pertanyaan menghujani ipung saat itu. Tanpa disadari air matanya pun menetes, selama sekolah ipung memang belum pernah dimarahi guru seperti ini. Ia hanya bisa tertunduk sambil sesekali mengusap air matanya. Di ujung kemarahannya guru piket tersebut mengembalikan tas ipung dan berkata “pung, kamu itu dititpkan orangtua kamu disini untuk belajar dan itu merupakan tanggung jawab ibu selaku orangtua kamu di sekolah, jadi jangan sia-siakan itu”..

Hari itu ipung mengerti kenapa sepakbola dan sekolah tidak bisa berjalan bersama, ketika kita memilih sepakbola sebagai jalan hidup maka bersiap-siaplah untuk meninggalkan bangku sekolah. Tetapi hal itu masih tetap dilakukan ipung.yha menendang dan mengolah si kulit bundar masih bisa dilakukannya sebatas olahraga kegemaran. Olahraga pengusir penat ketika seharian berkutat dengan rutinitas kantor. Futsal dan sepakbola menjadi penghibur bagi ipung, PNS muda di sebuah kantor pemerintahan.bagi ipung, Hobi ini bisa mengalahkan segala-galanya….


Tidak ada komentar:

Posting Komentar