Selasa, 09 Juni 2009

rangkaian episode kehidupan (habis)

Rating:
Category:Other
sebuah rangkaian episode kehidupan nyata seorang teman.
mencoba untuk sedikit berbagi tentang kisahnya :)
silahkan.

yang mao membaca dari awal, silahkan

http://pippoputra.multiply.com/reviews/item/2

***


jum'at 17 Agustus 2007..sehari sebelum hari H

hari peringatan kemerdekaan negara kita
sementara orang-orang mungkin sibuk dengan upacara seremonial, aku pun sibuk dengan pikiranku

hari terakhir aku menjadi bujangan
ahh..bermacam-macam rasa yang ada yang di hati ini.
gembira, takjub, grogi, bingung bercampur baur menjadi satu.

pikiranku melayang-layang pada esok hari
esok hari ketika aku telah mempunyai seorang bidadari
ada sedikit kegundahan yang terasa di jum'at itu..hari terakhir aku menjadi bujangan.

aku seperti melangkah sendiri..
siapapun pasti berharap ada tangan-tangan kedua orang tua yang menuntunnya pada pelaminan.

aku merasa kesepian di tengah keramaian yang akan terjadi esok hari!!!
hari itu..18 Agustus 2007
baru saja hari itu melangkah 240 menit, aku sudah terbangun
sunyi, gelap dan dingin
bahkan suara murottal dari masjid sebelah rumah pun belum terdengar

aku berbaring resah
menghitung mundur
6 jam dari sekarang hidup ku akan penuh warna
aku kebelakang..kulihat
mahar sudah di bungkus rapi, diletakan di atas meja begitu saja
sederhana sekali
terlalu sederhana malah, hingga terlalu jauh dari kesan mewah
sebenarnya mahar yang di mintanya hanyalah seperangkat alat sholat
ketika kutanyakan mau di tambah dengan Al Qur'an gak?
di jawabnya dengan sangat ringan..
"terserah.."

alhasil, jadilah Al Qur'an sebagai pendamping mahar selain seperangkat mukena dan sajadah.

hanya cincin emas sebagai cincin nikah yang bisa kuberikan padanya
hanya itu, tak lebih..

duhhh...
sebelum jam 8 tepat..

aku sudah selesai berbenah, termasuk tas traveling yang berisi pakaian-pakaian ku.
wuihh...mencoba tinggal dengan mertua ternyata bukan hal yang mudah, butuh banyak adaptasi pastinya.
keringat juga ku membayangkannya, sungguh..
pakaian adat jawa (entah jawa mana-asal aja kayaknya), terasa sedikit sesak di badan ku
terutama kain jarik dan sepatunya

entah kenapa di jaman ini susah sekali mencari perlengkapan dengan ukuran XL Plus
blangkonnya pun seperti mengingkari ukuran kepala ku
untung saja rambutku telah berganti ukuran panjangnya..lebih ganteng kata ponakan-ponakan ku, tapi kok aku malah tambah gak pede.

mobil iring-iringan pengantin akhirnya meluncur juga
setelah hampir satu jam tertahan, karena menunggu konfirmasi dari pihak keluarga perempuan.
dari balik kaca, sesekali aku mengamati jalan dan setiap sudut tanah kelahiranku ini.

terbayang masa-masa kecil.
berjalan kaki saat pergi dan pulang sekolah. sd, smp dan sma.
ada gelak tawa di jalan-jalan ini.
teman-teman masa kecil yang sebagian sudah tercerai berai entah kemana.
aku mendesah..
tersadar, memandangi kakak tertua ku yang duduk di samping.

dahulu..

sering sekali ku lihat iring-iringan mobil pengantin
dengan pengantarnya yang berderet-deret
dengan bunyi klakson yang meraung-raung
plus..terkadang
ada polisi di barisan paling depan..membersihkan jalan

hari itu..akulah yang jadi pengantinnya
mobil-mobil dibelakang adalah para pengantarku
dan teman-teman..

lucu sekali mereka
bertindak layaknya para polisi
membersihkan jalan
padahal mereka rapi mengenakan baju batik dengan sebagian mengendarai monas alias motor dinas..

aku mencoba serileks mungkin

anehnya
aku berhasil..
belum pernah aku serileks ini ketika menghadapi hal-hal penting dalam hidup ku
tapi kali ini..tidak seperti dugaan ku sebelumnya, aku sangat santai.

setelah sekian menit..
sampai kami di tempat tujuan
ramah keluarga perempuan menyambut kami
ku edarkan pandangan
nampak janur kuning menari-nari diterpa angin
ramai orang sekompelks menonton..aduh, grogi deh akhirnya
mana sesuai protokoler..aku di wajibkan berjalan kaki menuju TKP.
150 meter di hari yang terik ini..

pakde dan kakak tertua mengapit di kiri dan kanan ku
rombongan siap berjalan
tapi tunggu dulu..

kenapa ada serombongan penari di depan kami
yaaa ampun..
tarian penyambutan pengantin di mulai
musik mulai ditabuhkan
dah shalawat di lantunkan

waaa..
benar-benar di luar perkiraan
jikalau akan ada acara penyambutan dengan tari-tarian segala.
ujung-ujungnya bakalan lama deh perjalanan menuju TKP.

alhasil..

rombongan berjalan bak merayap.
karena harus menyesuaikan dengan laju para penari
padahal aku sudah kepanasan, baju kesempitan, sepatu kekecilan..di tambah pula keringat yang menodai wajah ku.

belum lagi banyaknya orang-orang yang menonton..
bener-bener ciut nyaliku.

andai aja ada wartawan yang meliput..patutlah masuk nominasi Wedding Of The Year..

9 komentar:

  1. wehehehehe, bagus juga ceritanya ^_^ hehehehe
    semoga barokah ya pernikahannya ^_^

    BalasHapus
  2. jadi, udah nikah toh dek,,,,,,,
    walah...diam2 kau ini...
    selamat yo, smg bahagia lahir batin dunia akhirat.
    menjadi keluarga yang SAMARA. Amien

    BalasHapus
  3. whuahahaha...terimakasih do'anya mas,nanti saya sampaiikan ke teman saya yang punya cerita. :) sudah diceritakan di awal kalau itu adalah kisah nyata seorang teman

    BalasHapus
  4. amin.doa yuk rin putra tampung dulu buat kagek pas nikah putra beneran.hehehe

    itu kisah nyata seorang teman nyonya.mencoba untuk berbagi hikmah

    :)

    BalasHapus
  5. walah...kirain kisah mu Put...ado ado bae kau nih

    Nyonya? Nyonya Meneer :))

    BalasHapus
  6. nyonya yang berada di sangkar emas dengan pengawal dan pangeran yang sangat memperhatikannya :)

    BalasHapus
  7. alamak!

    mau jadi pengawal juga? pake pedang dan tombak. berdiri didepan gerbang..hehe

    BalasHapus