Senin, 01 Juni 2009

rangkaian episode kehidupan (harapan)

Rating:
Category:Other
lanjut yang ke-5 dulu ya.pendek2 aja biar gakcapek bacanya :)

***

ada beberapa tipe orang dalam meyikapi persoalan
salah satunya adalah hanya dengan meratapi, tidak berusaha keluar, dan lemah dalam semangat.
ternyat itu adalah aku.

berbulan, menyesal sekali aku akan sikap ku ini.
sikap yang hanya akan menyulitkan apa yang sebenarnya tidak sulit.
seperti kataku kawan. terjebak dalam rawa-rawa yang di buat sendiri!! untuk apa siy kita hidup?

apa cuma sampai nanti kematian menjemput?
apa melulu berurusan dengan duniawi?
apa hanya sekedar pertumbuhan balita yang menjadi anak-anak, menjadi remaja, lalu menikah, punya anak dan cucu selanjutnya berkalang tanah begitu saja??
ah..dangkal sekali kalo hanya seperti itu..

untuk apa mesti menjadi baik jika kehidupan hanya sebatas kematian.
padahal menjadi orang baik adalah hal yang paling susah di dunia ini,
apa-apa serba terbatas...

coba lihat orang-orang jahat itu..alangkah kaya mereka, rumah bertingkat, mobil berderet, istri tak cuman satu (belom lagi yang tak resmi)..
ahh..

tapi benarkah kebahagiaan yang mereka punya
ataukah hanya hawa nafsu yang terus mereka coba penuhi
sedangkan tidaklah mungkin hawa nafsu itu di puaskan
seperti perut kita ini..tidak akan kenyang kecuali sementara.

tidak akan berhenti terisi kecuali kita matikita hidup bukan hanya untuk sebatas ajal menjemput
tapi bagaimana setelah ajal menjemput.
kita hidup bukan hanya tentang 50-70 tahun di dunia ini
tapi bagaimana dengan berjuta-juta, bahkan dalam waktu yang tak berjangka setelah di dunia.

di sana..di alam kubur, di akhirat
bukankah begitu merugi jika 50-70 tahun kita berbahagia, tapi setelahnya kita merana tiada terkira.

Yaa Rabb.. kita hidup untuk mencari selamat di kemudian hari..
begitu pula dunia dan pernikahan
dunia dan pernikahan hanyalah alat untuk mencapai ridho-Nya.
dunia dan pernikahan hanyalah agar kita tenang dalam meraih surga-Nya
agar hati ini tidak mencari pemenuhan nafsu selain pada apa yang di halalkan-Nya.

setidaknya dengan mencoba berpikir begitu aku menenangkan diri.
memahami plus minusnya sebuah pernikahan saat itu.
dan..

percayakah kau kawan..
di saat telah cukup mapan
di saat telah mampu memberi makan anak gadis orang
jauh lebih banyak plusnya sebuah pernikahan untuk ku sat itu.

tapi ya itu..
nikah dengan siapa.. akhir april 2007

kembali intens hubungan sms-ku dengan Opi
walau keraguan ku tentangnya cukup besar.

kembali aku terpuruk dalam pemikiran-pemikiran jahiliah ku.

tapi kembali cahaya itu datang
yah..setidaknya menurut kusiapapun orang di dunia ini, entah dia orang baik-baik ataupun orang jahat pastilah menginginkan istri yang baik.

walau kebaikan itu relatif dan subjektif..tergantung standart masing-masing orang.
toh..siapapun pasti punya patokan mendasar akan kriteria baik yang di idamkan, meski kadang terlalu berlebihan dan tidak pada porsinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar